Bercerita tentang pantai dan pulau memang tidak akan ada habisnya. Pemandangan
dengan air laut yang biru, pasir putih, dan terumbu karang yang indah menambah
pesona kian menawan. Pulau Salah Namo dan Pulau Pandang
merupakan dua pulau indah yang berada di Selat Malaka. Keduanya memiliki daya tarik
dan karakteristik tersendiri. Begitu menginjakkan kaki, mata seakan terhipnotis
oleh keindahannya.
Pulau Salah Namo dan Pulau Pandang berada di Kabupaten Batubara, Provinsi Sumatera Utara. Berada di Selat Malaka, kedua pulau tersebut masih belum familiar di telinga. Salah satunya saya yang baru mengetahuinya dari teman.
“Kesini yuk, Fie.” Ajaknya melalui whatsapp sambil mengirimkan photo
kedua pulau.
Begitu membuka photonya, seketika jiwa-jiwa traveling pun
meronta-ronta. Bergetar seperti vibrator. Meski sedang dihadapi dengan wabah
COVID-19, namun saya membalas pesan tersebut dengan menentukan tanggal untuk ke
Pulau Pandang dan Pulau Salah Namo.
Saya berangkat ke Pulau Pandang dan Pulau Salah Namo di tanggal 11 Juli
2020 kemarin. Dengan mengendarai sepeda motor, saya berangkat pukul 15:30 WIB ke
sana. Jaraknya sekitar 153 kilometer atau 3 jam dari kota Medan. Dan Alhamdulillah
saya tiba pukul 18:30 WIB, tepat adzan maghrib berkumandang.
Saya berangkat terlebih dahulu. Sedangkan teman saya berangkat malam
karena dia bersama rombongan lainnya menggunakan mobil. Lagi pula Pelabuhan
Tanjung Tiram beroperasi pukul 06.00 – 17.00 WIB. Jadi karena berangkat di
awal, saya pun mencari penginapan di sekitar Pelabuhan Tanjung Tiram. Harga
penginapan Rp 150 ribu per malam.
Pukul 05:00 wib, telepon genggam berdering. Ternyata teman saya sudah
sampai di depan penginapan. Saya memang meminta mereka untuk menjemput di
penginapan karena lokasinya tak jauh dari Pelabuhan Tanjung Tiram.
Sampai di Pelabuhan Tanjung Tiram, kami masih menunggu kapal untuk ke
Pulau Pandang dan Pulau Salah Namo. Tepat pukul 06:00 WIB, kami pun berangkat. Dari
Pelabuhan Tanjung Tiram menuju Pulau Pandang dan Pulau Salah Namo maksimal
sekitar 2.5 jam menggunakan kapal atau sampan.
Pulau Pandang
Pulau Pandang merupakan salah satu pulau terluar di Indonesia. Letaknya
berada di Selat Malaka. Secara administratif, lokasinya berada di Desa Bogak,
Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara. Secara geografis Pulau Pandang berjarak lebih kurang
28 mil laut dari Pulau Berhala, 5 mil dari Pulau Salah Namo dan berjarak sekitar 15 mil dari lepas pantai Kecamatan Tanjung Tiram.
Pulau Pandang adalah salah satu destinasi wisata di Sumatera Utara yang
sangat indah. Pulau ini memiliki pemandangan bawah laut yang dihiasi terumbu
karang dan ikan. Airnya yang jernih berwarna biru tosca dan ombak laut yang
cukup tenang, siap menggoda untuk berenang dan menyelam.
Pulau Pandang memiliki landscape yang unik dengan 3 karakteristik. Sisi
timur Pulau Pandang yang menghadap Malaysia memiliki pantai dengan pasir putih dan bebatuan besar
dan cantik. Sisi utara dan selatan Pulau Pandang didominasi dengan bebatuan unik
dan ombak yang besar. Sedangkan sisi barat Pulau Pandang menghadap ke Pulau Sumatera dengan pantai berpasir putih dengan bentuk yang melengkung ke dalam layaknya
sebuah teluk, dengan dihiasi oleh bebatuan. Ombak di pantai ini pun cukup
tenang, sehingga memungkinkan untuk berenang.
Pulau Pandang merupakan salah satu destinasi
yang paling digemari oleh warga Batubara dan Sumatera Utara. Fasilitas yang ditawarkan,
memadai. Ada toilet di pulau kecil tersebut. Selain itu ada Menara Suar yang
dapat digunakan untuk melihat secara langsung Pulau Pandang dan sekitarnya dari atas, indah
sekali.
Namun sayangnya di Pulau Pandang tidak ada penjual
makanan dan minuman. Saya hampir mati kelaparan akibat tidak membawa bekal ke Pulau
Pandang. Beruntung teman membawa makanan sehingga saya tak jadi mati kelaparan.
Selain tak ada penjual makanan, Pulau Pandang hampir dipenuhi dengan sampah. Ini bisa jadi masalah serius bagi kita semua. Asal sampah dari pengunjung yang membuang atau meninggalkan sampahnya di Pulau Pandang. Harusnya para pengunjung membuang sampah pada tempatnya. Bila diperlukan, sampah makanan dibawa pulang kembali agar Pulau Pandang sedap dipandang.
Setelah puas mengelilingi dan bemain di Pulau Pandang,
kami beranjak ke Pulau Salah Namo. Jarak antara Pulau Pandang dan Pulau Salah
Namo sekitar satu jam menggunakan kapal atau sampan. Pulau Salah Namo dapat
dilihat juga memalui Pulau Pandang.
Pulau Salah Namo
Pulau Salah Nama masih identik
dengan bebatuan dan karang. Terdapat jembatan batu atau jetty yang
dihiasi pot keramik antik sepanjang jalan. Tepian pantai tidak terlalu luas dan
hanya bisa dinikmati saat siang hari karena sore hari, air pasang akan
menenggelamkannya. Tersedia juga pondok-pondok untuk pengunjung bersantap
melepas lelah sembari menikmati keindahan lautan. Juga sudah tersedia
penginapan agar bisa lebih lama menikmati keindahan pulau, berburu sunrise
ataupun sunset.
Pulau Salah Nama atau lebih akrab disebut Salah Namo ini
awalnya diberi nama organ seksual perempuan karena bentuknya seperti klitoris.
Namun, diganti karena tidak nyaman disebutkan. Awalnya masyarakat atau pun
nelayan enggan menjawab jika ditanya oleh pengunjung atau wisatawan. Kemudian
mereka menuturkan "Salah Namo".
Terlepas dari namanya, pulau ini memiliki keindahan yang siap
memanjakan mata. Berbekal peralatan snorkeling, kita bisa menyusuri air laut
yang jernih sambil melihat ikan dan terumbu karang yang cantik. Selain itu bagi
yang hobi memancing bisa merasakan sensasi menangkap ikan di Pulau Salah Namo.
Pulau Salah Namo memiliki karakteristik yang berbeda dengan Pulau
Pandang yang memiliki pantai pasir putih maupun pantai berbatu. Pantai di Pulau
Salah Namo ini tidak begitu lebar karena tepian pulaunya didominasi batu-batuan
yang membentuk tebing tinggi nan terjal.
Di sekitar pulau ini juga terdapat gugusan batu karang yang mencuat
dari dasar laut dan terpisah dari pulau utama. Lokasi gugusan karang tersebut
sedikit berbahaya karena arus airnya berputar akibat dari arus laut yang
membentur gugusan karang tersebut. Tetapi dari Pulau Salah Namo, kita dapat
melihat gugusan karang ini dengan cukup jelas karena di pulau telah disediakan
spot yang khusus mengarah ke gugusan karang tersebut.
Sayangnya Pulau Salah Namo tidak dikelola dengan baik untuk menyambut wisatawan. Di sini terdapat jalan setapak dari beton yang membelah pulau namun sudah hancur. Padahal wisatawan dapat menikmati keindahan alam pulau melalui jalan tersebut. Pulau Salah Namo terlihat tak terawat. Terlihat dari pelatar atau jembatan beton dan penginapannya.
Jalan setapak di pinggir pulau dan menjorok ke arah laut dapat
menikmati indahnya pemandangan Selat Malaka. Di beberapa tempat, didirikan
pondok-pondok kecil bagi pengujung yang ingin beristirahat atau sekedar
bersantai sembari menikmati keindahan pulau.
Biaya:
- Start Medan: Rp 320 Ribu per orang. Atau Start Pelabuhan Tanjung Tiram dengan biaya Rp 160 Ribu per orang. Berangkat hari sabtu pukul 23:30 WIB dengan jumlah minimum 7 Orang. Sudah termasuk mobil (untuk yang dari Medan), Kapal atau Sampan, Pelampung, dan retribusi Pulau Pandang dan Pulau Salah Namo.
- Penginapan: Rp 150 Ribu per malam.
Bawa bekal makanan saat menuju Pulau Pandang dan Pulau Salah Namo. Bawa obat-obatan, dan bawa kembali sampah makanan agar Pulau Pandang dan Pulau Salah
Namo tampak asri.
No comments